MANAJEMEN AKSI
Sunday, March 11, 2018
Mahasiswa
adalah aset umat. Ia bersifat elitis dan eksklusif. Jumlahnya hanya 2 % dari
penduduk Indonesia yang 200 juta jiwa. Mahasiswa aktivis lebih elitis lagi,
mungkin hanya ada 1 mahasiswa aktivis di antara 10 mahasiswa. Namun, agenda
yang mereka perjuangkan sangat populis, dan realistis. Mahasiswa-lah yang bisa
membangkitkan semangat perlawanan rakyat terhadap rezim tiran. Mahasiswa-lah yang
bisa mengawal reformasi hingga ke titik tujuan. Rakyat menaruh harapan atas
kekuatan intelektual dan kekuatan aksi yang mahasiswa miliki.Jadi, pahami
dirimu dan sekitarmu, dan mari kita bergerak lagi ! Reformasi belum usai!
Dengan
kekuatan intelektual di atas rata-rata masyarakat awam, mahasiswa memiliki
kemudahan untuk mengakses berbagai informasi wacana dan peristiwa dalam lingkup
lokal hingga internasional. Begitu juga dengan kemudahan akses literatur ilmiah
dan gerakan-gerakan pemikiran, yang pada tujuan akhirnya akan menentukan
ideologi atau sistem hidup yang akan dijalaninya. Buku yang ia baca, informasi
yang ia terima, tokoh-tokoh yang ia ajak bicara, adalah beberapa faktor utama
yang kelak sangat berpengaruh terhadap idealisme hidupnya. Selain kekuatan
intelektual yang identik dengan aktivitas ilmiah, mahasiswa juga memiliki
kewajiban untuk menguatkan potensi kepekaan sosial politiknya.
Disebut
kepekaan sosial karena mahasiswa pada dasarnya adalah bagian dari rakyat.
Apapun yang terjadi pada rakyat maka mahasiswa akan turut juga merasakannya.
Kenaikan BBM, harga bahan pokok, listrik, dan air misalnya akan memberi ekses
terhadap aktivitas kuliah. Disebut kepekaan politik, karena gejolak sosial yang
terjadi umumnya selalu merupakan hasil side effect dari aktivitas politik,
semisal disahkannya suatu UU. UU Ketenagakerjaan misalnya akan mempengaruhi
kesejahteraan dan taraf hidup para buruh. Setelah cerdas secara profesi
keilmuan dan cerdas sosial politik, maka sebagai gerakan ekstraparlementer
mahasiswa memiliki kewajiban moral untuk mengimplementasikan pengetahuannya itu
dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat. Atau dengan kata lain menyuarakan
kepentingan kebenaran dan rakyat. Berbagai metode dapat dilakukan.
Baca Juga
Dari bentuk pendampingan, advokasi, public hearing, audiensi dengan pemerintah dan legislatif, hingga demonstrasi (aksi). Demonstrasi adalah cara paling efektif dalam menyuarakan kebenaran, khususnya jika dilaksanakan pada rezim yang antidemokratis dan tiran. Dalam makalah ini, akan dibahas sekelumit tentang manjamen demonstrasi atau aksi, yang selanjutnya akan disebut dengan MoA (Management of Action). Pengetahuan akan MoA ini menjadi penting agar niatan yang benar itu dapat mencapai hasil optimal karena dilakukan dengan cara yang benar pula. MANAJEMEN AKSI: Pengertian Aksi (demontrasi) adalah suatu model pernyataan sikap, penyuaraan pendapat, opini, atau tuntutan yang dilakukan dengan jumlah massa terntentu dan dengan teknik tertentu agar mendapat perhatian dari pihak yang dituju tanpa menggunakan mekanisme konvensional (birokrasi). Demonstrasi juga bertujuan untuk menekan pembuat keputusan untuk melakukan sesuatu.
Dari bentuk pendampingan, advokasi, public hearing, audiensi dengan pemerintah dan legislatif, hingga demonstrasi (aksi). Demonstrasi adalah cara paling efektif dalam menyuarakan kebenaran, khususnya jika dilaksanakan pada rezim yang antidemokratis dan tiran. Dalam makalah ini, akan dibahas sekelumit tentang manjamen demonstrasi atau aksi, yang selanjutnya akan disebut dengan MoA (Management of Action). Pengetahuan akan MoA ini menjadi penting agar niatan yang benar itu dapat mencapai hasil optimal karena dilakukan dengan cara yang benar pula. MANAJEMEN AKSI: Pengertian Aksi (demontrasi) adalah suatu model pernyataan sikap, penyuaraan pendapat, opini, atau tuntutan yang dilakukan dengan jumlah massa terntentu dan dengan teknik tertentu agar mendapat perhatian dari pihak yang dituju tanpa menggunakan mekanisme konvensional (birokrasi). Demonstrasi juga bertujuan untuk menekan pembuat keputusan untuk melakukan sesuatu.
Latar Belakang dan Tujuan Aksi
Umumnya
dilatarbelakangi oleh matinya jalur penyampaian aspirasi atau buntunya metode
dialog. Dalam trias politika, aspirasi rakyat diwakili oleh anggota legislatif.
Namun dalam kondisi pemerintahan yang korup, para legislator tak dapat
memainkan perannya, sehingga rakyat langsung mengambil ‘jalan pintas’ dalam
bentuk aksi. Aksi juga dilakukan dalam rangka pembentukan opini atau mencari
dukungan publik. Dengan demikian isu yang digulirkan harapannya dapat menjadi
snowball. Dari isu mahasiswa menjadi isu masyarakat kebanyakan, seperti dalam
kasus aksi menuntut mundur Soeharto.
Landasan
Hukum Aksi adalah hak bahkan dalam situasi tertentu dapat menjadi kewajiban. Ia
dilindungi oleh UU positif. Selain Declaration of Human Right (freedom of
speech), hak aksi juga dilindungi oleh UUD 1945 pasal 28 beserta amandemennya.
Secara lebih spesifik, aksi ini kemudian diatur dengan adanya UU No. 9/1998
tentang Mekanisme Penyampaian Pendapat di Muka Umum. UU ini mengharuskan
panitia aksi harus memberikan pemberitahuan kepada pihak kepolisian setidaknya
3 hari menjelang hari H. Ketentuan lainnya adalah, didalam surat pemberitahuan
itu harus ada nama penanggung jawab aksi, waktu pelaksanaan, rute yangh
dilewati, isu yang dibawa, jumlah massa, dan bentuk aksi. Selain itu ada juga
larangan untuk melakukan aksi pada hari-hari tertntu dan tempat-tempat
tertentu. Dalam pandangan aktivis, UU ini pada awal pengesahannya dicurigai
sebagai alat untuk mengibiri suara kritis mahasiswa dan rakyat. Dan pada
perkembangannya, UU inilah yang digunakan oleh rezim berkuasa via aparat
kepolisian untuk mematikan suara oposan, dengan banyak menyeret para aktivis ke
penjara.
Mekanisme Lahirnya Keputusan Aksi
Keputusan
aksi sebaiknya didiskusikan secara matang analisis SWOT-nya. Organisasi intra
kampus mempunyai mekanisme yang berbeda namun hampir sama dengan mahasiswa
ekstra. Di ekstra jalur pengambilan keputusan lebih pendek sehingga keputusan
aksi dapat lebih cepat dieksekusi. Secara garis besar mekanisme lahirnya
keputusan aksi adalah sbb :
- Diskusi awal (Tim/Dept. Khusus : bidang Sospol), dteruskan ke :
- Diskusi Lanjutan (pelibatan kader, (unsur UKM), menghadirkan pakar, penerbitan Pers Release), lalu
- Pembentukan Tim Teknis Aksi
- Aksi di lapangan
Merancang Aksi
Dalam merancang aksi, hal-hal yang
perlu dipertimbangkan adalah : planning aksi, perangkat aksi, pelaksanaan, dan
kegiatan paska-aksi.
Planning AksiDalam tahap perencanaan aksi, hal urgen yang perlu diperhatikan adalah :
Planning AksiDalam tahap perencanaan aksi, hal urgen yang perlu diperhatikan adalah :
- Tema / Grand Issue
Pilihlah tema atau isu yang sedang
hangat menjadi bahan pembicaraan (up to date) atau relevan atau sesuai dengan
kebutuhan organisasi yang bersangkutan. Kemudian fokuskan, agar informasi atau
opini yang hendak dibangun tidak bias.
- Target/ Susun target
Baik target teknis seperti
pencapaian jumlah massa dan blow up media, dan target esensi seperti isu
tuntutan aksi. Begitu juga target siapa yang pihak yang hendak dituju.
- Skenario
Seperti halnya film, aksi butuh
skenario, yang menjadi acuan bergeraknya aksi. Skenario ini mencakup rute,
tokoh orator, happening art, dan acara lainnya. Sebaiknya skenario disiapkan
lebih dari satu. Jika ada sesuatu hal di lapangan tak memungkinkan berjalannya
sebuah skenario, dapat diganti dengan skenario lain (plan B).
- Massa
Dalam aksi yang mengandalkan massa,
strategi penggalangan massa menjadi penting, demikian juga dengan cara
mengendalikan massa jika massa berjumlah besar.
- Pemberitahuan
Tergantung pada kebutuhan. Jika kita
memutuskan untuk menulis pemberitahuan, maka lakukan sesuai dengan UU No.
9/1998. Begitu juga dengan pemberitahuan kepada media massa (release awal) agar
kelak mereka dapat meliput kita.
media interestAksi yang ‘menarik’ akan disukai oleh media. Karena itu perlu diperhatikan sebuah momen yang khusus didesain untuk konsumsi jurnalis foto, selain press release untuk jurnalis berita.
media interestAksi yang ‘menarik’ akan disukai oleh media. Karena itu perlu diperhatikan sebuah momen yang khusus didesain untuk konsumsi jurnalis foto, selain press release untuk jurnalis berita.
- Format
Format atau bentuk aksi adalah
pilihan dari banyak bentuk aksi. Pilihannya ada dua, format kekerasan atau
nirkekerasan. Sebagai ‘penjaga gawang’ gerakan moral, maka seyogyanya aksi
mahasiswa bersifat nirkekerasan. Aksi nirkekerasan ini sangat bervariatif
sekali. Dimulai dari aksi diam (bisu), orasi, happening art, aksi topeng,
mmogok makan, hingga ke blokade, pengepungan, dan boikot.
Perangkat Aksi
Perangkat aksi adalah person-person
yang terlibat dalam suksesnya sebuah aksi. Mereka diantaranya adalah :
- Korlap
Koordinator Lapangan adalah pemegang
komando ketika aksi sedang berjalan. Peserta aksi harus mentaati setiap arahan
dari korlap. Korlap memperoleh masukan informasi dari perangkat lain yang akan
digunakannya untuk mengambil keputusan-keputusan penting. Korlap juga yang
bertugas menjaga stamina massa agar tidak loyo dan tetap konsentrasi ke aksi.
Korlap bukanlah amanah instant. Ia diperoleh dari proses jangka panjang. Korlap
adalah orang paling mengerti tentang isu yang sedang diperjuangkan, sehingga
wawasan pengetahuannya dapat dikatakan lebih banyak dari yang lainnya. Korlap
dapat juga berorasi.
- Orator
Terkadang diperlukan orator khusus
selain korlap, khususnya pada aksi aliansi atau aksi yang melibatkan tokoh.
Para orator ini menyampaikan orasi berdasarkan isu yang telah disepakati
bersama. Bobot suatu orasi ditentukan oleh susunan kalimat, data up to date,
dan kualitas pernyataan sikap. – AgitatorAgitator adalah pembangkit semangat
massa dengan pekik teriakan disela-sela orasi korlap dan orator. Ia juga
membantu korlap untuk menjaga stamina massa dengan memimpin lagu dan yel-yel.
- Negosiator
Terkadang diperlukan person yang
khusus bertugas untuk melakukan negosiasi. Negosiasi ini dilakukan kepada
aparat polisi atau pihak-pihak yang ingin dituju jika aksi di-setting audiensi.
- Humas
Tim Humas adalah salah satu elemen
penting aksi. Tim humas bertanggung jawab dalam menjembatani aksi kepada para
jurnalis. Mereka membuat pers release. Bobot Pers Release itu dibuat
berdasarkan nilai-nilai jurnalistik. Disebut sukses jika media tidak bias
memuat tuntutan atau opini yang hendak digulirkan oleh aksi.
- Security/ border
Tim ini bertugas menjaga keamanan
peserta aksi. Mereka juga wajib untuk mengidentifikasi para penyusup atau
aparat yang hendak memprovokasi agar aksi berakhir chaos. Tim ini memiliki
bahasa tersendiri yang hanya diketahui oleh sedikit orang dari peserta aksi.
- Dokumenter
Tim ini memback-up tim humas. Tetapi
inti tugasnya adalah mendokumentasi aksi dari awal hingga akhir serta membuat
kronologis aksi. Dokumentasi ini dengan kamera, handycam ataupun notes. Data
ini akan digunakan sebagai bukti otentik jika aksi mengalami kekerasan dari
aparat atau massa lain.
- Tim kreatif
Tim ini memiliki kewenangan untuk
mendesain sebuah atraksi seni atau instalasi sesuai amanat hasil musyawarah.
Pelaksanaan dan Pasca Aksi Saat massa telah terkumpul di tempat yang telah
ditentukan, maka korlap sebaiknya tidak langsung memberangkatkan peserta aksi
sebelum ada taujih (nasehat) dan doa. Selain itu perlu juga adanya pemanasan
(warming up) dengan cara melatih yel-yel atau orasi untuk pencerdasan peserta
aksi. Warming-up ini bertujuan untuk mensolidasi peserta aksi. Setelah kompak,
solid, dan cerdas barulah aksi dimulai.Saat aksi, peserta wajib menghormati
komnado korlap dan turut menjaga keamanan aksi hingga aksi usai.
Tips Dan Triks
- Angle foto
Foto dapat berbicara lebih banyak
dari kata-kata. Maka desain aksi yang menyediakan angle foto yang baik akan
membuat aksi lebih mudah ter-blow up. Misalnya: aksi LSM Pro Fauna yang membuat
balon kura-kura raksasa dalam menentang eksploitasi kura-kura sebagai
komoditas.
- Kalimat poster
Kalimat poster biasanya juga menjadi
incaran fotografer. Pilihlah kalimat yang cerdas namun tetap mencerminkan
akhlak seorang mahasiswa. Unik dan kreatif adalah kuncinya. Misal : IMF =
International Monster Fund.
- Uniform
Keseragaman pakaian peserta aksi
juga dapat menarik perhatian. Pakaian putih-putih, hitam-hitam atau mengenakan
pakaian seperti orang utan untuk aksi mendukung keberlangsungan orang utan.
- Propaganda
Propaganda dibuat untuk mencerdaskan
masyarakat di sekitar aksi agar mereka mendukung aksi. Jika aksi dipusat
keramaian, maka selebaran propaganda dapat menjadi bacaan yang mengusik
perhatian.
- Pers release
Selain data 5W+1H, pers release juga
disusun dengan kalimat baik dan sudah sesuai dengan bahasa koran, sehingga
redaktur tidak banyak mengedit. Adanya tambahan data dan angka dapat menambah
bobot release.
- Yel/ lagu
Ciptakanlah yel-yel yang khas dan
mudah diingat. Lagu bisa diperoleh dengan mengubah lirik dari lagu yang
populis. Yel dan Lagu akan memelihara stamina massa.
- Symbolized
Simbolisasi perlu dilakukan untuk
mencuri perhatian media jika massa aksi tidak terlalu banyak. Misalnya : aksi
membawa tikus ke kantor DPRD untuk menyindir anggota dewan yang tak ubahnya
seperti tikus-tikus pengerat.
- Aliansi taktis
Untuk memperkuat posisi tawar,
aliansi kadang diperlukan. Aliansi didasarkan pada pertimbangan kesamaan
ideologi, atau kesamaan isu , atau kesamaan metode. Jika aliansi ini adalah
dari universitas, maka bendera masing-masing universitas wajib untuk ditonjolkan.
- Menghadapi Wartawan
Jika jurnalis TV mewawancarai
peserta aksi, sebaiknya peserta tersebut mengarahkannya kepada tim humas atau
korlapnya agar jurnalis itu dpat mewawancarai person yang lebih valid dalam
memberikan keterangan. Ketika di wawancara, demonstran yang efektif merancang
pesannya supaya bisa disampaikan secara utuh dalam tempo 10 hingga 15 detik.
Setelah pesan disampaikan secara singkat, padat, dan utuh – baru kemudian
dilakukan elaborasi. Ini menjaga agar pesan utama secara utuh tetap bisa
tersiar walaupun mungkin elaborasinya terpotong. Hal ini disebabkan karena spot
berita TV sangat singkat, berbeda dengan media cetak yang dapat memuat banyak.