Advokasi
Friday, March 9, 2018
Maghfury,
SH
The
Philippines, The Center for Legislative Development “Advokasi
melibatkan berbagai strategi yang ditujukan untuk mempengaruhi pengambilan
keputusan publik baik di tingkat lokal, nasional dan internasional; dalam
advokasi itu secara khusus harus memutuskan: siapa yang memiliki kekuasaan
dalam membuat keputusan; bagaimana cara mengambil keputusan itu; dan
bagaimana cara menerapkan dan menegakkan keputusan. Advokasi adalah aksi
yang strategis dan terpadu, oleh perorangan atau kelompok masyarakat
untuk memasukkan suatu masalah ke dalam agenda kebijakan, dan mengontrol
para pengambil keputusan untuk mengupayakan solusi bagi masalah tersebut
sekaligus membangun basis dukungan bagi penegakan dan penerapan kebijakan
publik yang di buat untuk mengatasi masalah tersebut.
“Advokasi
adalah aksi strategis yang ditujukan untuk menciptakan kebijakan public yang
bermanfaat bagi masyarakat atau mencegah munculnya kebijakan yang diperkirakan
merugikan masyarakat.” (Socorro Reyes, Local Legislative Advocacy Manual,
Philippines: The Center for Legislative Development, 1997). “Advokasi
terdiri atas sejumlah tindakan yang dirancang untuk menarik perhatian masyarakat
pada suatu isu, dan mengontrol para pengambil kebijakan untuk mencari
solusinya. Advokasi itu juga berisi aktifitas-aktifitas legal dan politis yang
dapat mempengaruhi bentuk dan praktik penerapan hukum. Inisiatif untuk
melakukan advokasi perlu diorganisir, digagas secara strategis, didukung
informasi, komunikasi, pendekatan, serta mobilisasi (Margaret
Schuler, Human Rights Manual) “Advokasi adalah aksi kolektif yang terencana
untuk mengubah iklim politik yang melibatkan semua pengemban kepentingan
(stakeholder), yang diarahkan untuk mengatasi isu-isu dan
problem-problem spesifik melalui kebijakan publik.”
Kampanye
advokasi berbeda dari satu negara ke negara lain dikarenakan lingkungan
kebijakan masing-masing negara juga berbeda. Sebelum memilih strategi advokasi
yang cocok dengan konteks negara, maka organisasi yang melakukan advoksi harus
menilai semua aspek kekuatan, kelemahan, serta peluang dan ancaman yang ada di
dalam lingkungannya. Konteks politik dan sosial ekonomi, terutama yang melatar
belakangi ketiga pelaku negara, pelaku pasar dan pelaku masyarakat sipil,
sangat menentukan jenis strategi apa yang cocok untuk digunakan. Perlu diingat:
strategi yang paling efektif harus dapat memanfatkan segala kekuatan
organisasi, dan memanfatkan semua peluang yang ada.
Tahap 2: Mengenali Para
Pengemban kepentingan (stakeholder) dari Isu Advokasi Anda Dalam
mengembangkan strategi advokasi anda juga perlu mengetahui pihak-pihak mana
saja yang terkena dampak masalah yang dihadapi, dan siapa saja yang memegang
kekuasaan untuk mengatasi masalah itu. Tak kalah penting-nya, anda harus
mengetahui pihak-pihak yang memiliki sumber daya yang diperlukan, dengan demikian
anda menjadi tahu siapa yang harus dihubungi dan dimintai bantuan atau
dukungan.
Tahap 3: Memilih
Strategi yang Tepat
Untuk dapat memilih sebuah strategi
atau kombinasi beberapa strategi anda harus memahami berbagai altenatif
strategi yang dapat digunakan untuk melancarkan advokasi: advokasi media,
advokasi legislatif, advokasi melalui lembaga eksekutif dan birokrasi, advokasi
melalui pengadilan, dan membangun koalisi. Pilihan strategi anda dapat
didasarkan pada ketepatannya, efisiensinya, serta keefektifannya. Keberhasilan
sebuah kampanye advokasi juga tergantung pada pengaturan waktu dan kejelian
pihak yang melakukan advokasi dalam menyesuaikan advokasi dengan “momen” yang
pas.*
Mengidentifikasi Para Pengemban
Kepentingan
(stakeholder) Advokasi Anda
Demi efektifnya advokasi, anda
perlu mengetahui para pengemban kepentingan (stakeholder) advokasi,
yakni orang-orang atau kelompok-kelompok yang peduli, atau mereka-mereka yang
akan menikmati dampak dari perjuangan anda untuk mengubah keadaan status quo.
Pengetahuan ini sangat penting bukan hanya untuk menggalang sekutu dan
pendukung advokasi anda, namun juga untuk memprediksikan reaksi atau serangan
balik yang akan anda alami dalam perjuangan mengubah keadaan itu. Kerangka
kerja “pemetaan kekuatan” sangat penting kedudukannya di sini untuk
mengidentifikasi pelaku negara, pelaku pasar, dan pelaku masyarakat sipil yang
memiliki pengaruh, kekuasaan, dan kepentingan, atau terkena dampak masalah yang
anda perjuangkan.
Untuk mengidentifikasi pengemban
kepentingan (stake holder) advokasi, perlu mengevaluasi kebutuhan-kebutuhan,
kelemahan dan kekuatan dari semua lembaga yang terlibat dalam isu tersebut,
serta berbagai ancaman dari luar
Tahap-Tahap Analisis
Pengemban kepentingan (Stake-Holder)
Tahap 1: Membuat daftar
pengemban kepentingan (stakeholder) yang terlibat dalam isu advokasi anda
Kategorikan mereka itu menjadi
target, sekutu, lawan dan konstituen advokasi anda. Klasifikasi tersebut dapat
dibuat berdasarkan sejauh mana orang-orang atau kelompok masyarakat itu
terpengaruh oleh isu yang anda perjuangkan, dan seberapa tingkat keseriusan
dampak atau pengaruh tersebut bagi mereka.
• Target advokasi
Target advokasi adalah orang-orang
yang memiliki kekuasaan untuk memenuhi tuntutan advokasi anda, seperti mengubah
atau mencabut kebijakan lama, mengalokasikan sumber dana, dan sebagainya.
Termasuk ke dalam kelompok ini adalah para anggota dewan legislatif,
menteri-menteri kabinet, pimpinan eksekutif organisasi, dan sebagainya. Mereka
bisa dikategorikan sebagai target primer atau sekunder, tergantung besar
kecilnya kekuasaan yang mereka miliki. Target advokasi bisa berasal dari level
lokal, nasional, atau bahkan internasional, semuanya ter-gantung pada isu
advokasi yang anda kemukakan
• Sekutu Advokasi
Mereka adalah orang-orang yang akan
mendukung isu advokasi anda. Mereka bisa berasal dari media, organisasi
kemasyarakatan, organisasi non-pemerintah, dan sebagainya.
• Lawan atau musuh
advokasi
Mereka adalah orang-orang atau
kelompok yang mungkin menentang atau sengaja menghambat advokasi anda.
• Konstituen advokasi
Konstituen advokasi adalah kelompok
perorangan atau masyarakat yang terkena dampak isu advokasi anda, dan secara
langsung akan menikmati perubahan yang dihasilkan advoksi anda.
Tahap 2: Identifikasi
kepentingan, motivasi, nilai-nilai dan sumber daya yang mereka miliki
Advokasi sebetulnya adalah seni
menggali segala kemungkinan. Strategi advokasi yang baik dapat mengubah lawan,
target dan konstituen menjadi sekutu advokasi anda. Pertanyaan-pertanyaan
berikut ini dapat anda jadikan panduan dalam memetakan kekuatan mereka.
Membangun
Konstituen
Upaya membangun konstituen harus dilakukan dengan
mengorganisir masyarakat agar mereka memahami dan dapat mengambil tindakan pada
problem-problem yang dipicu oleh kesenjangan sosial ekonomi dan ketidakadilan
politik. Anda harus membantuk jaringan dan koneksi yang kuat antara masyarakat,
organisasi non pemerintah dan lain-lain pihak yang akan membentuk suara
masyarakat yang cukup keras terdengar para pembuat kebijakan, dan membuat mereka
benar-benar melakukan sesuatu. Di samping itu, upaya advokasi jangka panjang
menuntut kerjasama dan hubungan yang kuat antar kelompok-kelompok konstituen.
Di antara berbagai kegiatan penggalangan konstituen yang lazim dilakukan
adalahpembentukan organisasi-organisasi politik, memberikan layanan kesehatan
atau bantuan ekonomi, memberikan layanan pendidikan, latihan, seminar, dan
sebagainya.
Masyarakat di sekitar anda merupakan basis
konstituen. Dalam membangun konstituen untuk keperluan advokasi anda, anda
harus melakukan pemetaan kelompok-kelompok masyarakat sipil yang ada di
tengah-tengah ma-syarakat.
Mereka itu antara lain adalah:
• Organisasi-organisasi akar rumput
(grassroots), missalnya paguyuban
perempuan petani, aliansi rakyat
miskin perkotaan, asosiasi nelayan, serikat
pekerja, koperasi, dan lain-lain.
• Organisasi profesi seperti
persatuan guru, dokter, asosiasi pengacara, dan
lain-lain.
• Kelompok-kelompok sektoral,
misalnya aktifis HAM, karang taruna, veteran,
asosiasi manula, serikat pekerja,
dan sebagainya.
• Lembaga-lembaga pendidikan atau
akademisi.
• Organisasi-organisasi keagamaan.
• Kelompok-kelompok bisnis.