Sinar Kecil Dari Paritan Pesisir di Negeri Jambi


Di Pinggir Paritan 12

      Parit 12 adalah suatu nama RT yang berada di dusun abadi desa manunggal makmur, kecamatan Kuala Jambi Kabupten Tanjung Jabung Timur, di provingsi Jambi. luas wilayah yang di miliki sekitar 100 hektar dengal penduduk 75 orang adri yang kecil sampai yang tua. penduduk dengan mata pecarian berkebun seperti kelapa, pinang/jambe, dan pisan. agama yang dianut 100% beragama islam. ekonomi penduduk ini 2% kurang mampu, yang lainya berekonomi yang mapan. pemudanya sangat sedikit karena pertumbuhan pendudukan yang dikatakan berhasil sistem KB. pergerakan ekonomi semakin maju, pendidikan juaga maju dibanding dengan dusun yang alianya. minimal pemuda berpebdidikan SMA dan orang tau pernah mengeyam sekolah SD/rakyat dijaman itu.
         Pertumbuhan ekoami semakin maju namun pertumbuhan penduduk tidak bertamabah karena jangkauan kendaraan bermontor masih lumayan agak sulit. Jalan yang lumayan masih tergantung kepada alam dan kendaraan seperti mobi belum bisa melaluinya. Sulinya pengeluaran atau ases keluar untuk memasarkan hasil perkebunan yang lumayan sulit sehingga memepengaruhi minatnya penduduk untuk bermukim di sisni, walaupun aliran listrik sudah bisa diakses.
         Kondidsi keamanan juga bisa terjaga dengan baiak karena kekompakan yang dimiliki masayarakat parit 12. gotong royong juga masih terjaga dan dan sering di lakukan oleh masyarakat ini. iklim memang tidak bisa ditentukan karena masih tergantung dengan kondisi alam yaitu pasang surut dan terkadang menainya air yang berlimpah ke perkebunan masyarakat ketika bulan 12-2. ini sudah terbiasa di lewati oleh masyarakat ini dari tahun ketahun. kondi seperti ini juga mengagu tanaman yang ati dengan air laut yang mengakibatkan tanaman akan mati.

         Keaneragaman budaya yng di miliki bermacam-macam budaya, ada yang suku bugis, melayu, banjar dan Jawa. namun mayoritas sukunya jawa. karena orang yang pertama membuka kampung disni orang Jawa. orang dahulu ketika membuka tempat ini dengan dengan menebang hutan dengan liar yang datang dari daerah Jawa dan mayoritsat suku Jawa Timur Ponorogo. Mereka datang dari pulau jawa untuk memncari kehidupan yang lebih bagus dari yang dijawa.
       Menurut cerita Orang tua dahulu mereka pindak kesini karena dijawa begitu sulit mencari sumber kehidupan di era Ordebaru. Ketekatan masyarakat dahulu ahirnya membawakan hasil yang memuaskan dan mengagkat ekonomi masyarakat. Kemajuan dalam segala bidang, seperti: pendidikan, ekonomi, dan pola pikir masyarakat. Kemajuan ekonami menjadikan  Masyarakat meningakat dalam hal putaran ekonomi dan peningakatan pendidikan.
        Ekonomi sudah meningkat hampir semua lini keluaga. Mayrakat yang ekonominya semakin meningakat namun sistem pembangunan belum juga mualai kelihatan meningakat karena jauh dari pemerintahan desa. Dulu tempat ini masih mengikuti desa Teluk Majelis, namun setelah masyarakat mulai meningkat pola pikirnya maka ingin membuaka desa yang baru yang terlepas dari kekangan suku setempat yang mayoritas dikuasai oarang melayu dan bugis.
       Pada tahun 2010 sudah memecah dengan desa terdahulu menjadi desa Manunggal Makmur. Setelah memecah kemajuan dlam segala hal mualai dari pendidikan dan infrastruktur ekonomi, sumerdaya manusia, alam dan bangunan. Kepala desa pertama yaitu Bapak Syihabudin Alm, yang sudah memimpin selama 4 tahun, sebelum berahir masa jabatan sudah meninggal dunia diserang penyakit paru-paru basah. Kepala desa terpilih dilakuakan dengan pemilahan desa (pilkades) yang di ikuti oleh dua calaon dengan kemengan tipis.
        Kemajuan desa tidak terlepas dari adanya pendidkan yang berkualiatas jauga. Parit ini anak-anakya banyak yang mengeyam pendidikan di daerah jawa dan dikota jambi. Persangan atu disebut dengan Peningakatan pendidikan terus meningakat, anak yang sekoalah diluar dan paung membawa bekal ilmu yang didaptnya untuk menjawab tantangan zaman menuju desa/ parit yang siap menghadapi tantangan global kedepan. Disi ada seorang anak muda yang mempunyai otak yang hanya pas-pasan yang ingin memngembangkan kemajuan parit ini, dia merantau kepulau jawa demi mencari pendidikan yang di cita-citakan. Belajara sambil bekerja untuk membiayai hidup dan pendidikanya demi suatu tujauan yang mulia. Dia bekerja di rantauan, dengan pekerjaan apapun yang bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah walu tak seberapa dibanding dengan kemakmuran dia berasal.
       Cibiran pasti tidak lepas darinya, dari teman sejawat, orang terpandang di desa, dan masyarakat alainya udah sering di dengar. Dikampus Dia belajar pun juaga meremehkanya karena di pandang rendah oleh oarang lai, namun Dia tidak menghiraukan hal itu, dia mengangapn sebuah pendongkrak semangatnya. Besar semanagat namun mempunyai kecil keahlaian dan pas-pasan kemampuan otaknya, hanya semagat dan ketelatenan yang dimilinya.

Sekian, terimakasih...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel