Sinar Kecil Dari Paritan Pesisir di Negeri Jambi
Monday, February 19, 2018

Pertumbuhan ekoami semakin maju namun pertumbuhan penduduk tidak bertamabah karena jangkauan kendaraan bermontor masih lumayan agak sulit. Jalan yang lumayan masih tergantung kepada alam dan kendaraan seperti mobi belum bisa melaluinya. Sulinya pengeluaran atau ases keluar untuk memasarkan hasil perkebunan yang lumayan sulit sehingga memepengaruhi minatnya penduduk untuk bermukim di sisni, walaupun aliran listrik sudah bisa diakses.
Kondidsi keamanan juga bisa terjaga dengan baiak karena kekompakan yang dimiliki masayarakat parit 12. gotong royong juga masih terjaga dan dan sering di lakukan oleh masyarakat ini. iklim memang tidak bisa ditentukan karena masih tergantung dengan kondisi alam yaitu pasang surut dan terkadang menainya air yang berlimpah ke perkebunan masyarakat ketika bulan 12-2. ini sudah terbiasa di lewati oleh masyarakat ini dari tahun ketahun. kondi seperti ini juga mengagu tanaman yang ati dengan air laut yang mengakibatkan tanaman akan mati.
Keaneragaman budaya yng di miliki bermacam-macam budaya, ada yang suku bugis, melayu, banjar dan Jawa. namun mayoritas sukunya jawa. karena orang yang pertama membuka kampung disni orang Jawa. orang dahulu ketika membuka tempat ini dengan dengan menebang hutan dengan liar yang datang dari daerah Jawa dan mayoritsat suku Jawa Timur Ponorogo. Mereka datang dari pulau jawa untuk memncari kehidupan yang lebih bagus dari yang dijawa.
Menurut cerita Orang tua dahulu mereka pindak kesini karena dijawa begitu sulit mencari sumber kehidupan di era Ordebaru. Ketekatan masyarakat dahulu ahirnya membawakan hasil yang memuaskan dan mengagkat ekonomi masyarakat. Kemajuan dalam segala bidang, seperti: pendidikan, ekonomi, dan pola pikir masyarakat. Kemajuan ekonami menjadikan Masyarakat meningakat dalam hal putaran ekonomi dan peningakatan pendidikan.
Ekonomi sudah meningkat hampir semua lini keluaga. Mayrakat yang ekonominya semakin meningakat namun sistem pembangunan belum juga mualai kelihatan meningakat karena jauh dari pemerintahan desa. Dulu tempat ini masih mengikuti desa Teluk Majelis, namun setelah masyarakat mulai meningkat pola pikirnya maka ingin membuaka desa yang baru yang terlepas dari kekangan suku setempat yang mayoritas dikuasai oarang melayu dan bugis.
Pada tahun 2010 sudah memecah dengan desa terdahulu menjadi desa Manunggal Makmur. Setelah memecah kemajuan dlam segala hal mualai dari pendidikan dan infrastruktur ekonomi, sumerdaya manusia, alam dan bangunan. Kepala desa pertama yaitu Bapak Syihabudin Alm, yang sudah memimpin selama 4 tahun, sebelum berahir masa jabatan sudah meninggal dunia diserang penyakit paru-paru basah. Kepala desa terpilih dilakuakan dengan pemilahan desa (pilkades) yang di ikuti oleh dua calaon dengan kemengan tipis.
Cibiran pasti tidak lepas darinya, dari teman sejawat, orang terpandang di desa, dan masyarakat alainya udah sering di dengar. Dikampus Dia belajar pun juaga meremehkanya karena di pandang rendah oleh oarang lai, namun Dia tidak menghiraukan hal itu, dia mengangapn sebuah pendongkrak semangatnya. Besar semanagat namun mempunyai kecil keahlaian dan pas-pasan kemampuan otaknya, hanya semagat dan ketelatenan yang dimilinya.
Sekian, terimakasih...