Proposal Sekripsi Keperawatan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. M DENGAN
 KANKER PARU DI RUANG MAWAR
RSUD DR. HARJONO
PONOROGO
parit2belas

BAB I
PENDAHULUAN 
A.  LATAR BELAKANG
Kanker paru merupakan penyebab kematian tertinggi di dunia, dengan prognosis yang sering kali buruk. Kanker paru biasanya tidak dapat diobati dan penyembuhan hanya mungkin dilakukan dengan jalan pembedahan, dimana sekitar 13% dari klien yang menjalani pembedahan mampu bertahan selama 5 tahun (Somantri, 2009 : 112).

Sembilan puluh hingga sembilan puluh lima persen tumor paru adalah karsinoma (Robbins & Cotran, 2008 : 451).  Kanker paru (karsinoma bronkhogenik) timbul dari epitel saluran pernapasan (Asih & Effendy, 2003 : 161). Kanker paru atau karsinoma paru merupakan abnormalitas dari sel – sel yang mengalami proliferasi, dan merupakan penyebab kematian karena kanker yang paling sering ditemukan pada laki-laki maupun wanita (Robbins & Cotran, 2008 : 451). 

Kanker paru merupakan salah satu jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang tinggi di dunia, sebanyak 17% insidensi terjadi pada pria (peringkat kedua setelah kanker  prostat) dan 19% pada wanita (peringkat ketiga setelah kanker payudara dan kanker kolorektal).

Berdasarkan data World Health Organization (WHO) tahun 2007 melaporkan bahwa insidens penyakit kanker di dunia mencapai 12 juta penduduk dengan PMR 13 % (WHO, 2010, ¶ 1 & 2, http://repository.usu.ac.id, diperoleh tanggal 19 Juni 2013).

Hasil survei penyakit tidak menular oleh Direktorat Jenderal PPM & PL di 5 rumah sakit propinsi di Indonesia (Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, dan Sumatera Selatan) pada tahun 2004, menunjukkan angka kesakitan disebabkan oleh kanker paru sebesar 30%. (Depkes RI, 2004).

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2008 jumlah penderita kanker paru-paru setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan tajam. Sebagian besar penderitanya adalah perokok aktif. Dimana risiko menderita kanker paru-paru pada perokok aktif 13.6 kali lebih besar dibandingkan dengan non perokok. (RISKESDAS, 2008, ¶ 3, http://kesehatan.kompasiana.com, diperoleh tangga 2 Mei 2013).

Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur menyebutkan, total penderita Ca paru di Jatim 2012 sebanyak 169.530 pasien. Jumlah tersebut terhitung mulai bulan Januari hingga Desember. Dengan jumlah penderita tertinggi pada bulan April sebanyak 42.328 pasien (Surabayapost, 2012 ¶ , http://www. surabayapost. co.id diperoleh tanggal 19 Juni 2013). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 11 juni 2013 di ruang Mawar RSUD Dr. Harjono Ponorogo didapatkan penderita Ca paru sebanyak  68 pasien terhitung sejak bulan oktober 2012 sampai dengan bulan maret 2013. 

Mayoritas penyakit kanker paru disebabkan oleh karsinogen dan zat promotor tumor yang masuk kedalam tubuh melalui kebiasaan merokok. Secara keseluruhan, resiko relatif terjadinya kanker paru meningkat sekitar 13 kali lipat oleh kebiasaan merokok yang aktif dan sekitar 1,5 kali lipat oleh pajanan asap rokok dalam waktu yang lama (Somantri, 2009 : 113). 


Selain itu ada faktor- faktor risiko lain dari kanker paru yaitu polusi udara, asap pabrik/industri/tambang, terpapar asbestos, riwayat adanya penyakit paru interstisial, terpapar zat beracun (nikel, kromium, klorometil eter), terpapar uranium atau radon dan genetik . (Kopper and Timar, 2005).

Tingginya angka merokok pada masyarakat Indonesia akan menjadikan kanker paru sebagai salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Kanker paru  merupakan salah satu jenis  penyakit  paru  yang  memerlukan penanganan dan  tindakan yang cepat dan terarah. Penegakan diagnosis penyakit ini membutuhkan ketrampilan dan sarana yang  tidak  sederhana  dan  memerlukan  pendekatan  multidisiplin  kedokteran.  Penemuan  kanker  paru  pada  stadium  dini  akan  sangat membantu penderita (Robbins, 2007 : 563).

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk menyusun karya tulis ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada klien Ca Paru di Ruang Mawar RSUD Dr. Harjono Ponorogo”.

B.  BATASAN MASALAH
     Dalam penulisan Studi Kasus ini penulis hanya membatasi permasalahan sesuai dengan judul yaitu “ Asuhan Keperawatan pada Tn/Ny X dengan Ca Paru di Ruang Mawar RSUD Dr. Harjono Ponorogo tanggal…..sampai dengan ….2013”.

C.  TUJUAN PENULISAN
1.    Tujuan umum
Secara umum studi kasus ini bertujuan untuk memberikan Asuhan Keperawatan yang tepat, cepat, dan efektif pada Tn/Ny X dengan Ca Paru di Ruang Mawar  RSUD Dr. Harjono.

2.    Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus yang hendak di capai adalah penulis mampu:
a.    Melakukan pengkajian, pada klien dengan Ca Paru
b.    Menganalisa data yang diklasifikasi, menetapkan diagnosa keperawatan dan memprioritaskan masalah pada klien dengan Ca Paru
c.    Merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan Ca Paru sesuai dengan masalah yang muncul
d.   Melaksanakan rencana keperawatan yang disusun dalam bentuk tindakan keperawatan
e.    Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilakukan
f.     Mendokumentasi asuhan keperawatan pada klien dengan Ca Paru

D.  MANFAAT KARYA TULIS
1.    Bagi Pasien
Memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif terhadap pasien serta menambah pengetahuan pasien dan keluarga tentang Ca Paru dan perawatannya. 

2.    Rumah Sakit
Dapat meningkatkan dan mengembangkan profesi keperawatan menjadi perawat profesional serta menambah wawasan dan pengetahuan dalam memberikan asuhan keperawatan langsung pada pasien dengan Ca Paru dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.

3.    Institusi pendidikan
Sebagai sumbangsih untuk Akper Pemkab Ponorogo sebagai hasil dari pelaksanaan Asuhan Keperawatan langsung pada pasien dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, serta sebagai salah satu sumber ilmu bagi mahasiswa dan dosen.

4.    Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan dalam pemberian Asuhan Keperawatan, peningkatan keterampilan keperawatan pada pasien Ca Paru.

E.  METODE PENULISAN DAN PENGUMPULAN DATA
1.    Metode Penulisan
Metode Penulisan karya tulis ini menggunakan metode deskriptif dalam bentuk studi kasus yaitu dilakukan terhadap sekumpulan obyek yang biasanya bertujuan untuk melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu (Notoatmodjo, 2010: 35).

2.    Proses Pengumpulan Data.
a.    Alur Birokrasi Perijinan.
1)   Mengurus perijinan dan persetujuan penelitian, koordinasi dengan institusi Akper Pemkab Ponorogo.
2)   Mengurus ijin penelitian dan persetujuan pada lokasi tempat pengambilan studi kasus yaitu di Ruang Mawar RSUD Dr. Harjono Ponorogo.
3)   Bekerja sama dengan CI (clinical instructure) ruangan dan perawat untuk memperoleh informasi dari tempat pengambilan kasus mengenai calon responden (klien).
4)   Memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan penelitian dan bila bersedia menjadi responden dipersilahkan menandatangani lembar persetujuan.
5)   Setelah responden setuju, dilanjutkan dengan pengumpulan data bersamaan dengan pemberian asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, penentuan diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.
6)   Setelah pemberian asuhan keperawatan, membandingkan kesenjangan antara teori dengan kenyataan.

b.    Tehnik  Pengumpulan Data
Adapun tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah :
a.    Wawancara
Wawancara adalah Suatu metode komunikasi yang direncanakan dan meliputi tanya jawab antara perawat dengan klien yang berhubungan dengan yang berhubungan dengan masalah kesehatan klien. Untuk itu kemampuan komunikasi sangat dibutuhkan oleh perawat agar dapat memperoleh data yang diperlukan (Nursalam, 2008 : 35).

b.    Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dalam pengkajian keperawatan dipergunakan untuk memperoleh data objektif dari klien. Tujuan dari pemeriksaan fisik ini adalah untuk menentukan status kesehatan klien, mengidentifikasi masalah kesehatan dan memperoleh data dasar guna menyusun rencana asuhan keperawatan. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan melalui 4 tehnik yaitu inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi (Nursalam, 2008 : 39-40)

c.    Observasi
Observasi merupakan kegiatan mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan klien (Nursalam, 2008: 39).

d. Studi kepustakaan (literatur)
Untuk memperoleh data dasar klien yang komprehensif, perawat dapat membaca literatur yang berhubungan dengan masalah klien. Membaca literatur sangat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang benar dan tepat (Nursalam, 2008: 34). 

F.   SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan sistematika sebagai berikut:
Bab I. Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan penulis, manfaat karya tulis ilmiah, metode penulisan dan teknik pengumpulan data, serta sistematika penulisan.

Bab II. Tinjauan Pustaka, terdiri dari dua sub bab. Sub bab pertama adalah mengenai konsep dasar penyakit TBC paru yang meliputi definisi, anatomi fisiologi, etiologi, patofisiologi, tanda gejala, penatalaksanaan, serta dampak dari komplikasi atau masalah. Sedangkan sub bab kedua adalah tinjauan asuhan keperawatan, pelaksanaan tindakan keperawatan dan evaluasi.

Bab III. Tinjauan Kasus, menjelaskan tentang asuhan keperawatan pada klien dengan TBC paru secara nyata melalui pendekatan proses keperawatan.

Bab IV. Pembahasan, berisikan uraian pembahsan terhadap kesenjangan antara teori dan kenyataan yang ditemukan di lapangan.

Bab V. Penutup, berisi kesimpulan yang merupakan bagian inti dari pembahasan dan saran yang merupakan alternative pemecahan masalah yang realistik.


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel