Proposal Sekripsi Keperawatan
Sunday, April 7, 2019
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. M DENGAN
KANKER PARU DI RUANG MAWAR
RSUD DR. HARJONO
PONOROGO
PONOROGO
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kanker
paru merupakan penyebab kematian tertinggi di dunia, dengan prognosis yang
sering kali buruk. Kanker paru biasanya tidak dapat diobati dan penyembuhan
hanya mungkin dilakukan dengan jalan pembedahan, dimana sekitar 13% dari klien
yang menjalani pembedahan mampu bertahan selama 5 tahun (Somantri, 2009 : 112).
Sembilan
puluh hingga sembilan puluh lima persen tumor paru adalah karsinoma (Robbins
& Cotran, 2008 : 451). Kanker paru
(karsinoma bronkhogenik) timbul dari epitel saluran pernapasan (Asih &
Effendy, 2003 : 161). Kanker paru atau karsinoma paru merupakan abnormalitas
dari sel – sel yang mengalami proliferasi, dan merupakan penyebab kematian
karena kanker yang paling sering ditemukan pada laki-laki maupun wanita
(Robbins & Cotran, 2008 : 451).
Kanker
paru merupakan salah satu jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi yang
tinggi di dunia, sebanyak 17% insidensi terjadi pada pria (peringkat kedua
setelah kanker prostat) dan 19% pada
wanita (peringkat ketiga setelah kanker payudara dan kanker kolorektal).
Berdasarkan
data World Health Organization (WHO)
tahun 2007 melaporkan bahwa insidens penyakit kanker di dunia mencapai 12 juta
penduduk dengan PMR 13 % (WHO, 2010, ¶ 1 & 2, http://repository.usu.ac.id,
diperoleh tanggal 19 Juni 2013).
Hasil
survei penyakit tidak menular oleh Direktorat Jenderal PPM & PL di 5 rumah
sakit propinsi di Indonesia (Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, dan
Sumatera Selatan) pada tahun 2004, menunjukkan angka kesakitan disebabkan oleh
kanker paru sebesar 30%. (Depkes RI, 2004).
Menurut
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2008 jumlah penderita kanker paru-paru
setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan tajam. Sebagian besar penderitanya
adalah perokok aktif. Dimana risiko menderita kanker paru-paru pada perokok
aktif 13.6 kali lebih besar dibandingkan dengan non perokok. (RISKESDAS, 2008,
¶ 3, http://kesehatan.kompasiana.com,
diperoleh tangga 2 Mei 2013).
Data
Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur menyebutkan, total penderita Ca paru di
Jatim 2012 sebanyak 169.530 pasien. Jumlah tersebut terhitung mulai bulan
Januari hingga Desember. Dengan jumlah penderita tertinggi pada bulan April
sebanyak 42.328 pasien (Surabayapost, 2012 ¶ , http://www. surabayapost. co.id
diperoleh tanggal 19 Juni 2013). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan
pada tanggal 11 juni 2013 di ruang Mawar RSUD Dr. Harjono Ponorogo didapatkan
penderita Ca paru sebanyak 68 pasien
terhitung sejak bulan oktober 2012 sampai dengan bulan maret 2013.
Mayoritas
penyakit kanker paru disebabkan oleh karsinogen dan zat promotor tumor yang
masuk kedalam tubuh melalui kebiasaan merokok. Secara keseluruhan, resiko
relatif terjadinya kanker paru meningkat sekitar 13 kali lipat oleh kebiasaan
merokok yang aktif dan sekitar 1,5 kali lipat oleh pajanan asap rokok dalam
waktu yang lama (Somantri, 2009 : 113).
Selain
itu ada faktor- faktor risiko lain dari kanker paru yaitu polusi udara, asap
pabrik/industri/tambang, terpapar asbestos, riwayat adanya penyakit paru
interstisial, terpapar zat beracun (nikel, kromium, klorometil eter), terpapar
uranium atau radon dan genetik . (Kopper and Timar, 2005).
Tingginya
angka merokok pada masyarakat Indonesia akan menjadikan kanker paru sebagai
salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Kanker paru merupakan salah satu jenis penyakit
paru yang memerlukan penanganan dan tindakan yang cepat dan terarah. Penegakan
diagnosis penyakit ini membutuhkan ketrampilan dan sarana yang tidak
sederhana dan memerlukan
pendekatan multidisiplin kedokteran.
Penemuan kanker paru
pada stadium dini
akan sangat membantu penderita
(Robbins, 2007 : 563).
Berdasarkan
latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk menyusun karya tulis ilmiah
dengan judul “Asuhan Keperawatan pada klien Ca Paru di Ruang Mawar RSUD Dr.
Harjono Ponorogo”.
B. BATASAN MASALAH
Dalam penulisan Studi Kasus ini penulis
hanya membatasi permasalahan sesuai dengan judul yaitu “ Asuhan Keperawatan
pada Tn/Ny X dengan Ca Paru di Ruang Mawar RSUD Dr. Harjono Ponorogo
tanggal…..sampai dengan ….2013”.
C. TUJUAN PENULISAN
1.
Tujuan umum
Secara
umum studi kasus ini bertujuan untuk memberikan Asuhan Keperawatan yang tepat,
cepat, dan efektif pada Tn/Ny X dengan Ca Paru di Ruang Mawar RSUD Dr. Harjono.
2.
Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus
yang hendak di capai adalah penulis mampu:
a.
Melakukan pengkajian, pada klien dengan Ca
Paru
b. Menganalisa
data yang diklasifikasi, menetapkan diagnosa keperawatan dan memprioritaskan
masalah pada klien dengan Ca Paru
c. Merencanakan
tindakan keperawatan pada klien dengan Ca Paru sesuai dengan masalah yang
muncul
d. Melaksanakan
rencana keperawatan yang disusun dalam bentuk tindakan keperawatan
e. Mengevaluasi
tindakan keperawatan yang telah dilakukan
f.
Mendokumentasi asuhan keperawatan pada
klien dengan Ca Paru
D. MANFAAT KARYA TULIS
1.
Bagi Pasien
Memberikan
asuhan keperawatan yang komprehensif terhadap pasien serta menambah pengetahuan
pasien dan keluarga tentang Ca Paru dan perawatannya.
2. Rumah
Sakit
Dapat
meningkatkan dan mengembangkan profesi keperawatan menjadi perawat profesional
serta menambah wawasan dan pengetahuan dalam memberikan asuhan keperawatan
langsung pada pasien dengan Ca Paru dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan.
3. Institusi
pendidikan
Sebagai
sumbangsih untuk Akper Pemkab Ponorogo sebagai hasil dari pelaksanaan Asuhan Keperawatan
langsung pada pasien dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, serta
sebagai salah satu sumber ilmu bagi mahasiswa dan dosen.
4. Bagi
Penulis
Dapat
menambah pengetahuan dalam pemberian Asuhan Keperawatan, peningkatan
keterampilan keperawatan pada pasien Ca Paru.
E. METODE PENULISAN DAN PENGUMPULAN
DATA
1. Metode
Penulisan
Metode
Penulisan karya tulis ini menggunakan metode deskriptif dalam bentuk studi
kasus yaitu dilakukan terhadap sekumpulan obyek yang biasanya bertujuan untuk
melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu
populasi tertentu (Notoatmodjo, 2010: 35).
2. Proses
Pengumpulan Data.
a. Alur
Birokrasi Perijinan.
1) Mengurus
perijinan dan persetujuan penelitian, koordinasi dengan institusi Akper Pemkab
Ponorogo.
2) Mengurus
ijin penelitian dan persetujuan pada lokasi tempat pengambilan studi kasus
yaitu di Ruang Mawar RSUD Dr. Harjono Ponorogo.
3) Bekerja
sama dengan CI (clinical instructure)
ruangan dan perawat untuk memperoleh informasi
dari tempat pengambilan kasus mengenai calon responden (klien).
4) Memberikan
penjelasan kepada calon responden tentang tujuan penelitian dan bila bersedia
menjadi responden dipersilahkan menandatangani lembar persetujuan.
5) Setelah
responden setuju, dilanjutkan dengan pengumpulan data bersamaan dengan
pemberian asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, penentuan diagnosa
keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.
6) Setelah
pemberian asuhan keperawatan, membandingkan kesenjangan antara teori dengan
kenyataan.
b. Tehnik Pengumpulan Data
Adapun tehnik
pengumpulan data yang digunakan adalah :
a.
Wawancara
Wawancara adalah Suatu metode komunikasi yang direncanakan dan
meliputi tanya jawab antara perawat dengan klien yang berhubungan dengan yang berhubungan
dengan masalah kesehatan klien. Untuk itu kemampuan komunikasi sangat
dibutuhkan oleh perawat agar dapat memperoleh data yang diperlukan (Nursalam,
2008 : 35).
b.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
fisik dalam pengkajian keperawatan dipergunakan untuk memperoleh data objektif
dari klien. Tujuan dari pemeriksaan fisik ini adalah
untuk menentukan status kesehatan klien, mengidentifikasi masalah kesehatan dan
memperoleh data dasar guna menyusun rencana asuhan keperawatan. Pemeriksaan
fisik dapat dilakukan melalui 4 tehnik yaitu inspeksi, palpasi, perkusi,
auskultasi (Nursalam, 2008 : 39-40)
c.
Observasi
Observasi
merupakan kegiatan mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data
tentang masalah kesehatan klien (Nursalam, 2008: 39).
d. Studi
kepustakaan (literatur)
Untuk memperoleh data dasar klien yang komprehensif, perawat dapat
membaca literatur yang berhubungan dengan masalah klien. Membaca literatur
sangat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang benar dan
tepat (Nursalam, 2008: 34).
F.
SISTEMATIKA
PENULISAN
Dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan sistematika sebagai
berikut:
Bab I. Pendahuluan, menguraikan tentang
latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan penulis, manfaat karya tulis
ilmiah, metode penulisan dan teknik pengumpulan data, serta sistematika
penulisan.
Bab II. Tinjauan Pustaka, terdiri dari
dua sub bab. Sub bab pertama adalah mengenai konsep dasar penyakit TBC paru
yang meliputi definisi, anatomi fisiologi, etiologi, patofisiologi, tanda gejala,
penatalaksanaan, serta dampak dari komplikasi atau masalah. Sedangkan sub bab
kedua adalah tinjauan asuhan keperawatan, pelaksanaan tindakan keperawatan dan
evaluasi.
Bab III. Tinjauan Kasus, menjelaskan
tentang asuhan keperawatan pada klien dengan TBC paru secara nyata melalui
pendekatan proses keperawatan.
Bab IV. Pembahasan, berisikan uraian
pembahsan terhadap kesenjangan antara teori dan kenyataan yang ditemukan di
lapangan.
Bab V. Penutup, berisi kesimpulan yang
merupakan bagian inti dari pembahasan dan saran yang merupakan alternative
pemecahan masalah yang realistik.