PROLOG "PERGESERAN EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN ISLAM"

(Menelusuri Jejak Historis Pendidikan Islam Klasik hingga Kontemporer)

PENDAHULUAN

Pendidikan Islam selalu mengalami perubahan selaras dengan perkembangan zaman. Eksistensi pendidikan Islam saat ini memang mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam segala hal. Mungkin kita pernah mendengar eksistensi pendidikan Islam dahulu sangat minim diminati seseorang, kebanyakan orang banyak yang lebih memilih pendidikan umum dengan pertimbangan bahwa pendidikan umum lebih bisa dijadikan sebagai bekal dalam kehidupan ke depan, namun hal itu tak berlangsung lama, terlebih pada era millenium-2 ini pendidikan Islam yang semula sangat minim peminat kini tidak jauh kalah diminati oleh masyarakat. Pendidikan yang baik akan menjadi alternatif dan pilihan masyarakat dalam menentukan opsi pembentukan, pengembangan akademis dan mental, tentu saja hal ini sangan selaras dengan dasar sosiologis dan psikologis yang tercover dalam dasar operasional pendidikan Islam.

Berbicara mengenai Pendidikan Islam tak lepas dari konsep sejarah yang mengantarkannya dari era klasik hingga kontemporer modern, konsep umum dari pendidikan Islam tak lain juga didomisili ranah epistemologi sebagai tataran konsep yang membangun paradigma pendidikan Islam. Formulasi pendidikan Islam memang sudah dibentuk pada zaman Nabi sebagai cikal bakal lahirnya hal tersebut dan terus berkembang hingga masa kekinian, namun perlu dicatat dalam perkembangannya dari kurun waktu juga terdapat perkembangan Institusi yang mendampinginya, sebagai penopang kegiatan pembelajaran, dan hal itu perlu diadakan penelusuran yang lurus dalam mempelajarinya agar menjadi sebuah asumsi yang mendasar akan pentingnya hal itu.

Tulisan ini akan memaparkan sejauh mana pergeseran pendidikan Islam mulai zaman klasik hingga saat ini, dengan menggunakan pendekatan Historis akan membantu melacak perkembangan pendidikan Islam yang dibicarakannya. Namun dalam tulisan ini lebih bersifat tematik yaitu yang membicarakan masalah sebagai pokok pembahasan, sedangkan peristiwa dan pelaku-pelakunya hanya bersifat sekunder.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel