MAKALAH ATAU PAPER UNTUK JURUSAN IPA “PUASA SEBAGAI TERAPI UNTUK PENYAKIT DIABETES”

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Puasa adalah salah satu sunnah nabi yang secara medis dapat di gunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Salah satunya yakni penyakit diabetes. Puasa dapat mengatur pola makan yang baik.

Munculnya berbagai penyakit dikarenakan pola makan (gaya hidup) yang tidak baik. Berlebihan ataupun banyak makan dapat menimbulkan kelebihan berat badan tetapi kurang makan juga mengakibatkan kurang gizi. Kurang gizi atau kelebihan berat badan dapat meningkatkan resiko terkena diabetes.

Jika dilihat dari sunnah nabi di atas dapat diketahui bahwa puasa dapat dijadikan terapi untuk mengatasi diabetes. Namun kebanyakan umat islam mengabaikan sunnah nabi tersebut. Sehingga mereka mengabaikan pola makan dan gaya hidup yang sehat. Hal ini memicu penyakit diabetes.

Melihat kenyataan di atas penulis mengangkat judul “PUASA SEBAGAI TERAPI UNTUK PENYAKIT DIABETES” sebagai bentuk dari pada karya tulis ini. Diharapkan para pembaca dapat mengetahui manfaat-manfaat berpuasa untuk terapi diabetes, agar mengurangi penderita  diabetes umat islam khususnya dan seluruh masyarakat pada umumnya.

B.    Rumusan Masalah
Untuk mempermudah memahami paper ini penulis memberikan rumusan masalah sebagai berikut:
1.    Bagaimana hubungan antara puasa dan diabetes?
2.    Bagaimana cara puasa sebagai terapi untuk mengobati penyakit diabetes?
3.    Apa saja rambu-rambu bagi orang yang menderita diabetes saat berpuasa?

C.    Tujuan Masalah
Dalam pembuatan paper ini penulis mempunyai beberapa tujuan diantaranya yaitu:
1.    Untuk mengetahui hubungan antara puasa dan diabetes.
2.    Untuk mengetahui cara puasa sebagai terapi untuk mengobati penyakit diabetes.
3.    Untuk mengetahui rambu-rambu bagi orang yang menderita diabetes saat berpuasa.

D.    Jenis Penelitian
Dalam penyusunan paper ini penulis menggunakan penelitian kepustakaan (Library Recearch), yaitu dengan cara membaca buku-buku yang ada kaitannya dengan judul . Kemudian penulis menyimpulkan sehingga paper ini menjadi sempurna.

E.    Metode Pengumpulan Data
Sesuai dengan penelitian yang penulis gunakan dalam penyusunan paper ini, maka pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, yaitu membaca buku-buku yang ada kaitannya dengan judul paper ini, kemudian ditelaah, disimpulkan serta di analisis agar memperoleh pencerahan permasalahan paper ini sehingga menjadi bahan bacaan yang bermutu.

F.    Metode Analisa Data
Dalam penulisan paper ini penulis menggunakan metode sebagai berikut:
1.    Metode Deduktif
Yaitu suatu metode dengan cara mengambil dari hal-hal yang bersifat umum yang ditarik pada kesimpulan yang lebih khusus.
2.    Metode Induktif
Yaitu suatu metode dengan cara mengambil dari hal-hal yang bersifat khusus kemudian dijabarkan pada kesimpulan yang umum.

G.    Sistematika Pembahasan
Dalam penyusunan paper ini penulis menggunakan sistematika sebagai berikut:
BAB I              : PENDAHULUAN
Bab ini meliputi: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Masalah, Jenis Penelitian, Metode Pengumpulan Data, Metode Analisa Data dan Sistematika Pembahasan.
BAB II             : PUASA DAN DIABETES
Bab ini meliputi: Definisi Puasa, Manfaat Berpuasa Bagi Kesehatan Secara Umum, Definisi Diabetes, Faktor-faktor Penyebab Diabetes.
BAB III     : PUASA SEBAGAI TERAPI UNTUK PENYAKIT DIABETES
Bab ini meliputi: Hubungan Antara Puasa dan Diabetes, Cara Puasa Sebagai Terapi untuk Mengobati Penyakit Diabetes, Rambu-rambu bagi Orang yang Menderita Diabetes saat Berpuasa.
BAB IV           : PENUTUP
Bab ini meliputi: Kesimpulan, Saran-saran dan Penutup.



BAB II
PUASA DAN DIABETES


A.    Definisi Puasa
Pada asalnya, kata الصيام dalam bahasa arab memiliki arti yang sama dengan kata الامساك, yakni menahan dari melakukan sesuatu atau meninggalkannya.
Dengan demikian jika tidak makan dengan alasan melangsingkan atau menjaga kelangsingan badan (diet) maka hal itu juga telah dinilai menjalankan puasa dalam tinjauan medis. Tidak makan jenis makanan tertentu untuk menghindari suatu penyakit jika dikatakan puasa dalam terminology medis. Misalnya lagi tidak mengonsumsi telur untuk menghindari penyakit gatal atau makanan berminyak untuk menghindari radang tenggorokan. Puasa sebelum dilakukan operasi juga salah satu bentuk puasa medis.

Sedang dalam “istilah syari’at”, puasa memiliki arti menahan dari makan, minum, bersenggama bersama niat (ibadah) mulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari. Lebih sempurna jika disertai dengan menjauhi perbuatan-perbuatan yang diharamkan.

Puasa syar’I dikerjakan atas dasar dorongan pengabdian (ibadah) kita kepada Allah, Tuhan semesta alam. Puasa tidak dilatari atau ditujukan untuk mencari kesaktian, kesehatan, ataupun hal-hal lain yang bukan ibadah. Dan uraian yang telah penulis sebutkan, kita sedikit banyak tahu macamnya puasa. Ada puasa berbicara, puasa medis dan juga puasa syar’i. Dengan memperhatikan arti puasa menurut terminology fiqih, kita dapat membedakan antara puasa yang bernilai ibadah (syar’i) dan mana yang bukan. (Forum KALIMASADA Madrasah Hidayatul Mubtadiin Lirboyo fota Kediri=2012 : 250-251)

B.    Manfaat Puasa Bagi Kesehatan Secara Umum
1.    Puasa menyehatkan jasmani, rohani, dan hubungan sosial
Ditinjau dari manfaat bagi kesehatan badan (jasmani), tidak seorang pun ahli medis baik muslim maupun nonmuslim yang meragukan manfaat puasa bagi kesehatan. Berbagai manfaat yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Pertama, puasa memperkecil sirkulasi darah sebagai penimbangan untuk mencegah keluarnya keringat dan uap melalui pori-pori kulit, serta saluran kencing tanpa perlu menggantinya. Dalam hal ini curah jantung dalam mendistribusikan darah ke seluruh pembuluh darah akan membuat sirkulasi darah menurun. Kondisi itu akan memberi kesempatan kepada otot jantung untuk beristirahat setelah bekerja keras satu tahun lamanya, serta memperbaiki vitalitas dan kekuatan sel-selnya.

Kedua, puasa memberi kesempatan kepada alat-alat pencernaan untuk beristirahat setelah bekerja keras sepanjang tahun. Lambung dan usus beristirahat selama beberapa jam dari kegiatannya sekaligus memberi kesempatan untuk menyembuhkan infeksi dan luka yang ada sehingga dapat menutup rapat. Ketiga, meningkatkan fungsi organ tubuh. Berpuasa berarti mengistirahatkan organ tubuh lebih dari 14 jam, sehingga jaringan dan organ tubuh tidak menerima rangsangan yang ditimbulkan oleh makanan dan minuman. Masa istirahat inilah yang memulihkan dan meningkatkan fungsi-fungsi organ. Berpuasa membuat invental organ tubuh terpelihara, sehingga daya tahan tubuh menjadi prima, karena sel dan jaringan bisa mempertahankan diri setelah semakin lama terus bekerja.

Keempat, menyeimbangkan syaraf simpatis dan para simpatis menyebabkan stres dan jantung berdebar. Di lain sisi, hormon para simpatis memperlambat denyut jantung hingga lebih tenang dan dapat mengontrol emosi. Saraf para simpatis juga bisa mempengaruhi pengeluaran asam lambung. Kelima, mengurangi resiko stroke. Dapat memperbaiki kolesterol darah yang bisa menyumbat pembuluh darah dalam bentuk atekosklorosis (pengapuran dan pengerasan pembuluh darah) Keenam, peningkatan fungsi liver. Pada waktu kandung empedu mengempis dengan keras, maka kersik, lendir, dan batu akan keluar bersama kotoran.  Ketujuh, rajin berpuasa sangat baik bagi kesehatan jantung.  Kedelapan, sakit mag atau sindrom dyspepsia acap menjadi alasan seseorang untuk tidak berpuasa. Padahal, dalam kondisi tertentu, puasa justru berperan sebagai terapi yang mendatangkan kesembuhan. Faktor pemicu mag adalah stress, depresi, cemas, sedih dan kesal karena menahan marah.

Adapun beberapa manfaat puasa ditinjau dari sisi kesehatan ruhani. Pertama, puasa adalah usaha untuk menahan nafsu, baik makan, minum, maupun tindakan buruk dan sia-sia. Sehingga menjadikan seseorang memiliki kepribadian sabar. Kedua, ibadah puasa memiliki perbedaan dengan ibadah lainnya, misalnya sholat masih memungkinkan bagi seseorang untuk berbuat riya’. Ketiga, melatih seseorang untuk berdisiplin dalam hal waktu. Karena pada waktu sahur dan berbuka sudah ditentukan. Keempat, berusaha mendidik seseorang untuk memiliki sikap empati terhadap orang lain, terutama orang fakir dan miskin.

2.    Meningkatkan Kepekaan Sosial
Berpuasa bukan sekedar menahan diri dari makan, minum dan berhubungan suami istri pada siang hari. Tetapi, puasa harus mampu melatih kepekaan kita terhadap kesulitan orang lain.

Lapar dapat melatih kita untuk merasakan betapa pedihnya para fakir miskin yang kelaparan. Bahkan, terkadang selama berhari-hari mereka tidak makan. Selain berpuasa kita juga harus membiasakan diri untuk hidup bersama orang-orang yang sedang dalam kesulitan atau ditimpa musibah, serta bergaul dengan orang miskin. Sehingga kita juga merasakan betapa sulitnya hidup mereka. Dengan demikian hidup kita akan lebih bermakna, bukan sekedar untuk diri sendiri, melainkan orang lain.

3.    Membentuk Pribadi yang Utuh Melalui Puasa
Ada tiga unsur yang melengkapi diri kita, sehingga kita dapat hidup sebagai pribadi. Ketiga unsur itu menentukan hidup dan kehidupan kita lebih lanjut. Ketiganya adalah hati, jantung, dan otak.
Puasa membersihkan hati melalui peningkatan ibadah (selain berpuasa, shalat, termasuk shalat tarawih, dan berlatih diri menahan hawa nafsu yang cenderung ke perbuatan-perbuatan tercela), yang akhirnya berpengaruh pula terhadap cara berfikir. Orang yang beriman (bertaqwa) dan yang bersih hatinya, biasanya pemikirannya pun jernih dan selalu berusaha menghindari perbuatan maksiat.

Adapun orang yang berpuasa akan terawat (terpelihara) kesehatannya. Karena sesuai dengan keterangan para dokter, puasa dapat menyembuhkannya setidak-tidaknya mengurangi penyakit tekanan darah tinggi, jantung, lambung dan lain-lain.

Perlu kita ketahui, bahwa otak kita terdiri dari triliunan sel. Didalam otak kita disimpan 1 miliar bit memori alam ingatan. Ini sama dengan informasi dari 500 set ensiklopedia lengkap. Hanya untuk ingatan ini saja, otak kita memiliki lebih dari 100 miliar neuron (sel saraf) dengan 100 triliun koneksi di antara mereka. “Pikiran” adalah proses kerja otak yang mengaitkan berbagai bit informasi itu.
Ketika menjalankan puasa, pikiran kita melambat. Hebatnya, perlambatan ini justru punya dampak lain yaitu membuat pikiran lebih jernih karena lambatnya pikiran membuat kita berfikir lebih dalam.

4.    Puasa Membuat Awet Muda
Ditinjau dari segi peremajaan sel, ternyata puasa juga bermanfaat sangat positif. Sebab sebagaimana yang kita ketahui bahwa setiap saat tubuh kita mengalami metabolisme energy, yaitu peristiwa perubahan dari energy yang terkandung dalam zat gizi menjadi energy potensial dalam tubuh. Sisanya akan disimpan di dalam tubuh, sel ginjal, sel kulit, dan pelupuk mata serta dalam bentuk lemak dan glikogen.

Cadangan gizi itulah yang sewaktu-waktu akan dibakar menjadi energy jika tubuh tidak mendapat organ-organ tubuh dan sel-sel penyimpanannya. Peristiwa ini lazim disebut peremajaan sel. Oleh karena itu tidaklah mengherankan bila kulit orang-orang yang sering berpuasa akan menjadi lebih segar, lembut dan kelihatan awet muda.

5.    Puasa Mempercepat Penyembuhan dan Menangkal Berulangnya Penyakit
Puasa akan berjalan mulus jika segala peralatan dan organ tubuh dalam keadaan sehatberfungsi normal dan tidak diganggu oleh berbagai racun sampah, atau benda asing yang tidk diinginkan oleh tubuh. Saat sakit, tubuh kita akan mengerahkan dan memfokuskan seluruh sumber daya untuk melakukan pembersihan dan perbaikan. Tubuh juga akan menurunkan selera makan, bahkan menghentikan aktivitas pencernaan.

Ketika sakit, pada hari pertama tubuh kita akan membuang sejumlah besar sampah dan residu pencernaan. Beberapa hari kemudian, tubuh akan membersihkan sistem peredaran darah. Selanjutnya, tubuh akan membersihkan permukaan sebagai membrane di dalam tubuh, lemak dan sel mati. Lalu lidah mulai terasa tebal dan nafas menjadi bau dan kotor. Semuanya itu, merupakan proses pembersihan setiap kali kita membuka mulut.

Pada tahap terakhir, proses pembersihan akan dilakukan terhadap racun dan sampah lama, yaitu racun dan sampah yang ada sebelum kita sakit bahkan sejak kita dilahirkan. Sampah dan racun lama inilah yang kemungkinan besar membuat kita sakit.

Proses terakhir itulah yang cenderung efektif jika dilakukan dengan berpuasa. Sebab, proses tersebut menuntut pengaturan pasokan air. Artinya berpuasa berdampak terhadap percepatan penyembuhan sekaligus dampak proteksi agar kita tidak menjadi sakit lagi.

6.    Puasa Adalah Detoksifikasi dari Berbagai Racun
Saat berpuasa, tubuh didetoks (membersihkan tubuh dari racun dan kotoran). Ketika berpuasa, seluruh cadangan makanan yang ada di tubuh di bakar. Detoksifikasi terjadi ketika makanan tak lagi memasuki tubuh, dan tubuh mengubah simpanan lemak menjadi energy. 

Proses tersebut melepaskan zat kimia dari asam lemak ke dalam sistem, kemudian di keluarkan lewat organ pembuangan. Dengan berpuasa berarti membatasi kalori yang masuk ke dalam tubuh kita. Sehingga memnghasilkan enzim antioksidan yang dapat membersihkan zat-zat yang bersifat racun dan karsinogen lalu mengeluarkan dari dalam tubuh.

7.    Puasa Dapat Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
Ternyata, puasa juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Mekanismenya antara lain pengurangan konsumen kalori yang akan mengurangi laju metabolism energy. Sebagai buktinya, suhu tubuh orang berpuasa akan menurun. Hal ini menunjukkan pengurangan konsumsi oksigen. Manfaatnya bagi kesehatan ialah puasa akan mengurangi produksi senyawa oksigen yang bersifat racun (radikal bebas oksigen). (MUSBIKIN, 2010, 281-325)


C.    Definisi Diabetes
Nama lengkap diabetes adalah diabetes millitus yang berarti “gula madu”. Istilah “diabetes mellitus” berasal dari bahasa yunani yang jika diterjemahkan berarti “ mengalirkan melalui  pipa dengan tekanan atmosfer” dan dari bahasa latin yang dapat diterjemahkan menjadi “semanis madu”.

Pengertian dari bahasa yunani dan latin menggambarkan diabetes dengan tepat. Karena air melewati tubuh penderita diabetes seolah-olah dialihkan dari mulut lewat saluran kemih dan langsung keluar dari tubuh. Air seni diabetes (pengidap diabetes) rasanya manis karena mengandung gula.

Ketika seseorang menderita diabetes maka prankeas orang tersebut tidak dapat menghasilkan cukup insulin untuk menyerap gula yang diperoleh dari makanan. Itu yang akan menyebabkan kadar gula dalam darah menjadi tinggi akibat timbunan gula dari makanan yang tidak dapat diserap dengan baik dan dibakar menjadi energy. Penyebab lain adalah insulin yang cacat atau tubuh tidak dapat memanfaatkan insulin dengan baik. Insulin adalah hormone yang dihasilkan prankeas, sebuah organ disamping lambung.

D.    Faktor-faktor Penyebab Diabetes
Penyebab penyakit kencing manis atau diabetes tergantung pada jenis diabetes yang diderita. Ada 2 jenis diabetes yang umum terjadi dan diderita banyak orang yaitu diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Perbedaannya adalah jika diabetes tipe 1 karena masalah fungsi organ prankeas tidak dapat menghasilkan insulin, sedangkan diabetes tipe 2 karena masalah jumlah insulin yang kurang bukan karena prankeas tidak bisa berfungsi baik.

1.    Penyebab diabetes tipe 1
a.    Factor keturunan atau genetika. Jika salah satu atau kedua orang tua menderita diabetes, maka anak akan beresiko terkena diabetes.
b.    Automunitas yaitu tubuh alergi terhadap salah satu jaringan atau jenis selnya sendiri dalam hal ini, yang ada dalam prankeas.
c.    Virus atau zat kimia yang menyebabkab kerusakan pada palau sel (kelompok-kelompok sel) dalam pankreas tempat insulin dibuat.

2.    Penyebab diabetes tipe 2
a.    Factor keturunan, apabila orang tua atau adanya saudara sekandung yang mengalaminya.
b.    Pola makan atau gaya hidup yang tidak sehat banyak gerai makanan cepat saji atau fast food yang menyajikan makanan berlemak dan tidak sehat.
c.    Kadar kolesterol yang tinggi.
d.    Jarang berolahraga.
e.    Obesitas atau kelebihan berat badan.
(Rafani ben, 2013)





BAB III
PUASA SEBAGAI TERAPI UNTUK PENYAKIT DIABETES


A.    Hubungan Antara Puasa dan Diabetes

Puasa bagi penderita diabetes memanag tidak diwajibkan. Namun puasa khusus bagi penderita diabetes tetap boleh dilakukan sesuai kemampuan. Tujuan dilakukan puasa ini adalah untuk menjaga kestabilan kadar gula darahnya. Hal ini karena dengan masuknya makanan maka kadar gula darah akan kembali meningkat karena tidak ada lagi yang bertugas mengontrolnya.

Puasa pada penderita diabetes hendaknya disesuaikan dengan kemampuan. Jika memang tidak memungkinkan untuk melakukan puasa, maka sebaiknya penderita; tidak perlu memaksakan diri. Hal itu karena jika penderita memaksakan diri maka dikhawatirkan kondisi fisik penderita akan semakin lemah. Selain itu perlu diketahui juga bahwa puasa bagi penderita diabetes layaknya pada orang normal yang dilakukan lebih dri 8 jam akan menyebabkan penurunan kadar gula darah.

Kurangi makanan manis guna menjaga kestabilan kadar gula darah diabetes. Penurunan kadar gula darah yang terjadi tentu saja akibat tidak adanya suplai makanan yang masuk kedalam tubuh. Bagi non penderita kencing manis hal ini tentunya tidak akan menyababkan masalah. (http://caturkarya.blogspot.com/2014/08/28/hubungan antara puasa dan diabetes/)

B.    Rambu-rambu bagi Diabetes saat Menjalankan Puasa

1.    Jangan sampai mengalami ketosis
Salah satu masalah yang perlu diperhatikan sehubungan puasa dan metabolism glukosa darah adalah penderita diabetes mellitus. Sebenarnya penderita DM boleh berpuasa sekutar 12 jam, asalkan tidak akan mengganggu kesehatannya denngan kadar qlukosa darah yang tetap terkontarol. 

    Pengaturan kadar gula tidak hanya pada siang hari, tetapi juga malam hari, saat berbuka, sebaiknya kita makan secara strategis. Sebab, setelah mengalami “ istirahat” selama kurang lebih 14 jam, kita harus berhati- hati memberi tugas kembali pada saluran pencernaan.

    Rasa lapar mencul akibat berkurangnya kadar glikosa atau kosongnya saluran pencernaan. Jika kadar gula darah dijaga tetap setabil dan saluran pencernaan tetap bekerja, maka rasa lapar dapat dikendalikan agar terhindar dari rasa tersebut, pilihlah jenis makanan yang mengandung protein, serat, dan lemak yang bisa dijadikan sebagai alat untuk bernegosiasi dengan rasa lapar.

2.    Tidak semua orang yang terkena diabetes boleh berpuasa
Berpuasa bagi pasien diabetes dengan kadar gula darah tidak terkontrol sehingga cadangan energinya tidak mencukupi bisa memicu terjadinya pemecahan lebih awal terhadap sumber energy lainnya, misalnya lemak kondisi ini beresiko terjadinya komplikasi akut. Bahkan, apabila tidak berhati-hati dalam pengaturan obat, maka bisa mengakibatkan kekurangan gula darah (hipoglikenia). Namun, tidak semua penderita diabetes akan mengalami puasa. Ada kondisi pasien tertentu yang tidak diperbolehkan menjalani puasa, misalnya orang yang membutuhkan suntikan Insulin dua kali atau lebih dalam sehari.

3.    Rambu-rambu dalam minum obat
Orang penderita DM yang diperbolehkan berpuasa. Pertama, penderita DM yang dapat mengontrol kadar glukosa darahnya hanya dengan perencanaan makanan dan olahraga. Kedua, penderita DM yang memerlukan obat-obatan untuk mengontrol kadar gula darahnya, asalkan harus disertai adanya perubahan dalam perencanaan makanan, aktifitas fisik, dan jadwal minum obat. Dalam hal ini, sangat dianjurkan untuk menggunakan obat yang hanya perlu diminum sekali sehari, tetapi sebaiknya terlebih dahulu dikonsultasikan dengan dokter.

Saat sahur, sebaiknya penderita DM mengonsumsi makanan dalam jumlah yang normal, sebagaimana ketika sarapan. Sementara, saat berbuka puasa, porsi dan jenis makanan bisa disamakan dengan jumlah makan siang atau sedikit lebih banyak. 

Demikian pula mengenai perubahan jadwal minum obat. Hendaknya penderita DM minum obat. Hendaknya penderita DM minum obat sewaktu berbuka puasa sebagai pengganti obat yang biasanya diminum pada siang hari. Sedangkan dosis sore dipindahkan sewaktu makan sahur.

C.    Menyiasati Jadwal Makan dan Minum Obat agar tidak Menimbulkan Hipoglikimia (Kekurangan Kadar Gula dalam Darah)
Untuk pertama kalinya, yang perlu diperhatikan adalah jadwal makan yang berubah, yang menyebabkan jadwal mengonsumsi obat juga berubah. Perubahan jadwal makan dan mengonsumsi obat ini, bisa menimbulkan hipoglikimia. Obat-obatan diabetes yang biasanya diminum pada pagi hari, diubah menjadi saat berbuaka puasa. Sedangkan dosis sore dipindahkan sewaktu makan sahur. 

Penyandang DM hendaknya menerapkan diet atau pengaturan makanan yang aman saat berpuasa serta berhati-hati dalam memilih makanan dan minuman yang dikonsumsi. Sahur disarankan dilakukan mendekati imsak, dan makanan disajikan dengan lebih menarik agar jumlah makanan yang dikonsumsi cukup, sehingga asupan kalorinya kurang lebih sama dengan kebutuhan kalori sehari-hari. 

Sementara itu terkait “rambu-rambu bahaya” bagi diabetesi, sebaiknya ia segera membatalkan puasanya ketika hipoglikimia. Tanda-tanda telah terjadinya hipoglikemi yang dapat diamati, yakni tampak gelisah, berkeringat dingin, bingung, gemetar, berdebar-debar, kesemutan pada lidah atau bibir, dan penglihatan ganda. Bila dibiarkan berlanjut, maka dapat terjadi kejang-kejang sampai penurunan kesadaran. Biasanya hipoglikemi dapat terjadi pada sore hari saat menjelang berbuka puasa.

D.    Diperlukan Perencanaan dan Persiapan Sebelumnya
Segala sesuatu yang terencana akan berjalan mulus, begitu juga dengan berpuasa terutama bagi orang yang mengalami gangguan kesehatan, namun ingin menjalankan ibadah puasa yang diserukan oleh Allah SWT. Kepada hambanya yang beriman. 

Supaya orang-orang yang mengalami gangguan kesehatan dapat menunaikan ibadah puasa dan tidak memperburuk kondisi kesehatan mereka apa saja yang dapat dilakukan. Pertama, berniat puasa. Adanya niat akan berpengaruh terhadap diri sendiri secara psikologis bahwa kita pasti kuat berpuaasa, tahan terhadap segala godaan, dan lebih meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan. Kita pun harus belajar mengendalikan nafsu, serta melatih kesabaran dan dsiplin.

Tips agar puasa kita lancar adalah sebelum bulan ramadhan tiba, sebaiknya kita menyempatkan diri untuk memeriksakan kondisi kesehatan kita ke dokter. Sehingga dokter bisa memeriksa kondisi tubuh kita terkini. Misalnya ada atau tidaknya komplikasi penyakit lainnya. Selain itu akan diperiksa pula kadar gula darah, tekanan darah, kolesterol dan fungsi ginjal. (MUSBIKIN 2010).


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel